Breaking News

Korban Pemerkosaan Mengalami Orgasme: Kenikmatan Ataukah Tidak?

Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan? Ataukah malah sakit dan tidak nikmat sama sekali? Pertanyaan seperti itulah yang biasa akan ditanyakan oleh para penyidik saat melakukan pemeriksaan terhadap korban perkosaan, untuk dapat memastikan apakah benar korban diperkosa atau hanya mengaku di perkosa untuk alasan-alasan tertentu. Demikianlah yang dijelaskan para peneliti tentang kasus pemerkosaan ini.

Meskipun lebih lanjut dijelaskan bahwa hal tersebut patut dilakukan untuk membuktikan apakah korban benar-benar korban kekerasan seksual (diperkosa) atau tidak, dengan diksi dan bahasa operasional yang digunakan oleh para penyidik untuk bertanya kepada para korban dalam proses pemeriksaan untuk mencari tahu ada atu tidaknya persetujuan saat melakukan hubungan badan antara pemerkosa dan korban perkosaan. Karena itu tidak ada maksud reviktimisasi terhadap pelapor/korban permerkosaan.

BACA JUGA : ALASAN KENAPA ANDA HARUS LEBIH SERING BERCINTA

Korban pemerkosaan kenapa kok bisa sampai orgasme kalau tidak nikmat?

Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Pernyataan tersebut mengusik dan mengingatkan pada pernyataan Hakim Daming Sunusi 2013 lalu, yang menyatakan bahwa pelaku dan korban perkosaan sama-sama menikmati hubungan yang terjadi tersebut, oleh karena itu pelaku tak patut dihukum mati. Seorang hakim mengambil keputusan hukum berdasarkan orgasme korban perkosaan yang sebenarnya adalah sebuah respon biologis tubuh seseorang. Inti bahwa perkosaan merupakan tindakan pemaksaan tanpa consent justru diabaikan karena keluarnya cairan lubrikasi (orgasme) pada korban saat diperkosa.

Akibat pernyataannya itulah, nama Daming mencuat dan menuai banyak hujatan dari masyarakatan. Pernyataan pria kelahiran Bulukumba ini dianggap insensitif, mendorong tindak pemerkosaan dan peringanan hukuman terhadap pelaku pemerkosaan di bawah payung alasan, "Kalau memang nggak menikmati, kenapa kok bisa sampai orgasme?"

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana para penyidik menilai kata nikmat tersebut? Apakah parameter yang mereka gunakan? Tidak pernah dijelaskan hingga detail, bagi mereka jawaban atas pertanyaan tersebut adalah informasi yang berharga yang mereka buthukan untuk kebutuhan penyelidikan.

Bukan hanya Daming Sunusi saja yang beranggapan bahwa pelaporan tindak pemerkosaan itu meragukan jika kedua orang yang terlibat di dalamnya mengalami orgasme. Masih banyak orang yang berpendapat secara naif bahwa yang namanya pemerkosaan itu "seharusnya" tidak disertai orgasme karena orgasme diasosiasikan sebagai bentuk perwujudan persetujuan dan kenikmatan secara fisik maupun mental.

BACA JUGA : TRIK MERANGSANG DAN BAGIAN TUBUH YANG PERLU DISENTUH AGAR WANITA MELAYANG

Dalam beberapa artikel tertulis bahwa pemerkosaan tidak selalu dilakukan dengan kekerasan. Beberapa survivor "menyerahkan" dirinya pada pelaku untuk melindungi dirinya sendiri atau orang yang mereka cintai (mengorbankan diri demi anak, misalnya). Pada banyak kasus, pemerkosaan terjadi saat korban dalam posisi tak berdaya, misalnya dalam pengaruh obat-obatan, minuman keras atau lemah secara mental.

Sebuah laporan medis menyebutkan bahwa sekitar lima persen korban pemerkosaan mengalami lubrikasi dan orgasme. Ya, mereka mengalami kepuasan seksual saat diperkosa. Bahkan, secara anonymousbanyak korban pemerkosaan yang mengaku mereka mengalami multiple orgasm dan hal ini sangat mengganggu mereka seumur hidup.

BACA JUGA : ALASAN MENGAPA POSISI DI ATAS BUAT WANITA MELAYANG

Consent (persetujuan) korban pemerkosaan

Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Hubungan seksual merupakan suatu hubungan yang semestinya dilakukan berdasarkan cinta. Tapi, cinta saja ternyata tidak cukup karena hubungan sakral tersebut haruslah dilakukan dengan consent. Consent, menurut Rape, Abuse and Incest National Network atau RAINN, adalah "persetujuan antara mereka yang terlibat dalam aktivitas seksual". Sudah jelas bahwa consentmelibatkan persetujuan dua belah pihak, bukan hanya sepihak saja.

Sekalipun suami-istri yang sudah sah secara hukum negara dan agama, consent adalah hal yang semestinya dijunjung tinggi. Karena tanpa adanya consent atau persetujuan dari kedua belah pihak, hubungan seksual hanyalah merupakan pemaksaan dan kesakitan, secara psikis dan fisik.

Orgasme, reaksi biologis tubuh manusia terhadap rangsangan seksual

Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Dijelaskan bahwa kepuasan seksual atau orgasme muncul sebagai reaksi biologis tubuh pada manusia terhadap rangsangan seksual. Sama seperti saat kita merasa ketakutan, tanpa bisa dikontrol tubuh anda merasa merinding. Tubuh punya caranya sendiri merespon sesuatu, tanpa bisa dikendalikan.

Orgasme yang terjadi pada kasus pemerkosaan bukanlah ekspresi kepuasan sang korban. Bukan pula tanda bahwa korban menikmati dan bukanlah hal yang diinginkan oleh sang korban, melainkan murni respon tubuh secara biologis menanggapi rangsangan dan stimulasi. Layaknya kita bersin saat debu masuk ke hidung, mengeluarkan keringat saat udara panas atau kegelian saat digelitik. Sesuatu yang tak bisa dikendalikan.

Kepuasan seksual terjadi dalam dua kondisi, yaitu kondisi kejiwaan dan kondisi fisik. Pada hubungan seksual yang dilakukan dengan kesadaran dan consent penuh, kepuasan terjadi pada kedua kondisi tersebut. Namun, pada kasus pemerkosaan, korban hanya mengalami kepuasan seksual secara fisik. Para korban merasakan nikmat secara fisik, tetapi tidak secara mental bahkan mungkin merasa jijik.

BACA JUGA : TUBUH MENUNJUKAN KONDISI KESEHATAN TUBUH YANG SEBENARNYA MELALUI KULIT WAJAHMU

Lubrikasi, bentuk perlindungan diri korban pemerkosaan

Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Kenikmatan Korban Perkosaan Menjadi Pertanyaan Para Penyidik
Rangsangan seksual akan menghasilkan lubrikasi pada area intim seseorang. Lubrikasi yang dialami korban pemerkosaan adalah merupakan respon fisik. Murni respon fisik yang tidak dapat dikendalikan dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan sebuah persetujuan antara korban dan pelaku. Tapi, lubrikasi pada alat kelamin ini tidak dapat serta-merta diasosiasikan dengan kenikmatan, melainkan sebagai bentuk perwujudan perlindungan.

Sederhana saja, tubuh manusia atau tubuh korban mencoba untuk melindungi dan menjaga dari kemungkinan rasa sakit yang terjadi akibat pemaksaan.

Melihat kenikmatan seksual yang dirasakan korban pemerkosaan sebagai hal yang relevan dengan consent adalah hal yang sangat dangkal dan tidak masuk akal. Apalagi jika hal ini dijadikan 'pembenaran' dan pemakluman terhadap pelaku pemerkosaan untuk bisa lepas dari jeratan hukum dan tanggungjawab moralnya.

Kenikmatan seksual secara fisik saja tetapi secara mental menolaknya, tak bisa dikatakan kepuasan yang utuh. Layaknya hubungan seksual suami-istri atau pasangan yang dilakukan berlandaskan cinta dan consent.

Terdapat banyak sekali perspektif soal kasus pemerkosaan yang harus anda sadari dan luruskan. Pemerkosaan tidak selalu dengan kekerasan. Korban pemerkosaan tak selalu perempuan, ada juga laki-laki yang menjadi korbannya. Pelaku pemerkosaan pun bisa saja perempuan. Pemerkosaan tak selalu terjadi karena pakaian atau gestur tubuh yang mengundang.

Setelah membaca artikel ini, bagaimana pendapat anda? Bagaimana pandangan anda terhadap kasus pemerkosaan? Apakah memang pelaku harus dibebaskan jika korban mengalami orgasme? Sudah saatnya anda mengubah cara pandang dan tidak naif menjatuhkan kesalahan dan penghakiman kepada mereka yang merasakan pemerkosaan ini. Semoga menjadi informasi yang bermanfaat untuk kita semua.

BACA JUGA : CARA YANG PASTI BIKIN WANITA ORGASME TANPA BERHUBUNGAN SEKS

No comments


Cek info adalah web yang bersikan tips, saran serta informasi penting tentang kesehatan dari berbagai aspek kehidupan sehari hari manusia.
Juga memberikan tips penting dan panduan untuk menjadi individual yang lebih sehat, dan mengubah hidup kamu menjadi lebih berwarna.

Cek info juga menyediakan berbagai info menarik yang terjadi pada kehidupan sehari hari dari berbagai belahan dunia
yang bermanfaat untuk mengarahkan kehidupan anda ke arah yang lebih benar dalam urusan karir.

Kami juga membahas berbagai dampak negatif dan positif dari bagaimana cara anda menjalani kehidupan sehari hari,
serta anda bisa menghindari atau mengubah pola hidup anda semua menjadi lebih baik.

Cek Info juga akan menyediakan berbagai tips, saran serta pengetahuan tentang kehidupan intim untuk anda dan pasangan anda
serta berbagai hal yang harus anda hindari untuk menjaga keharmonisan keluarga anda.

Kesehatan dalam berbagai bidang kehidupan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan kita.
Menjaga kesehatan tubuh memerlukan wawasan, pengetahuan dan pengalaman dari berbagai sumber.

Semoga CEK INFO dapat bermanfaat bagi kita semua.